Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review : Dia adalah Dilanku 1990


Hey! Siapa yang tidak tahu Dilan? Filmnya pun sudah tayang, tapi ko baru baca bukunya sekarang? Hehe.. kapanpun buku itu dibaca, siapapun pembacanya, pokoknya aku tidak peduli! Yang aku pedulikan adalah kisah Dilan di tahun 1990, penasaran sama reviewnya? Ayo baca!

DILAN : DIA ADALAH DILANKU TAHUN 1990 [REVIEW]



Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis Pidi Baiq
Jumlah 348 halaman
Penerbit Mizan Group
Tahun Terbit 2015
ISBN: 978-602-7870-86-4

“Cinta itu indah, jika bagimu tidak, mungkin kamu salah milih pasangan” (Pidi Baiq 1972-2098)

Untuk Pidi Baiq ada pesan : kau sangat baik, karyamu indah dan nyata, ini semua adalah bentuk apresiasi ku untuk karyamu dan kisah yang kau ceritakan mengenai Dilan dan Milea Adnan Hussain di tahun 1990, mari kita bernostalgia dengan masa saat SMA ..

Saat SMA di Bandung Tahun 1990, Dilan hadir secara tiba-tiba dalam hidupnya Milea Adnan Hussain. Dilan berprofesi sebagai peramal. Ya peramal Milea tentunya, karena ia datang dan berkenalan dengan Milea melalui ramalannya bahwa mereka akan bertemu dikantin.
Jika kubilang itu konyol, maka aku nyatakan ya!

Milea yang biasa dipanggil Lia adalah murid SMA pindahan dari Jakarta, karena ayahnya yang harus dinas di Bandung, maka terpaksa Lia harus pindah sekolah ke Bandung. Kau tahu? Ayah Milea berprofesi sebagai Tentara, jadi jika Dilan sangat mengganggu Milea, ayah Milea akan serta merta untuk menembaknya haha. Tapi sayang sekali karena Ayah Dilan memiliki profesi yang sama dengan Ayahnya Milea.

Kau juga harus tahu selain Dilan menjadi peramal, ia juga sebagai Panglima Tempur di salah satu geng motor Bandung. Jika bagi kalian Dilan adalah penjahat, maka bagi Lia dia adalah Malaikat, yang mampu menjaganya dari ancaman dunia.

“Milea Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu.. nanti besoknya, orang itu akan hilang.” (Dilan 1990)

Sebelumnya Milea tidak mengenal siapa Dilan? Berawal dari cerita teman-temannya, akhirnya ia tahu siapa Dilan Sang Peramal itu. Kau juga harus tahu bahwa Milea dalam buku ini digambarkan sebagai sosok yang cantik, siapa pria yang tidak mau dengannya? Kang Adi mau, Beni mau, Dilan mau, mang angkot juga mau hehe..

Milea adalah mojangnya Bandung, bukan hanya Dilan yang menyukainya, tapi banyak. Dilan Sang Peramal pun tau siapa orangnya, yang jelas semua orang akan gugur, kecuali Dia katanya.

Oh iya aku ceritakan sedikit siapa si Beni itu. Dia adalah Pacarnya Milea dari Jakarta. Milea mencintainya, Beni juga. Tapi kau harus tahu bagaimana sifat aslinya, ia sangat pencemburu. Hal kecil oleh Beni bisa sangat menjadi hal yang besar baginya.

Lalu Kang Adi, aku ceritakan ia adalah Guru Privat Lia dan adiknya yaitu Airin, dari fakultas ITB yang hobbynya mengisahkan tentang pengetahuan dan novel yang sering ia baca. Typikal serius, jarang becanda, sukanya deketin Lia.

Dan Dilan? Ia adalah anggota dari geng motor Bandung, menyebalkan, puitis, nakal dan pengisi kekosongan hati Lia.
Dilan pernah bilang begini :

“Milea kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja.” (Dilan 1990)

Di kisah Novel Dilan Tahun 1990 ini sudut pandang yang dipakai adalah Milea yang menceritakan Dilan pada masa itu yang melakukan masa pendekatan pada Lia, pembaca akan membawa perasaan mereka terhanyut oleh sikap Dilan pada Milea bagaimana ia memperlakukan Milea dengan sangat berbeda dengan manusia pada umumnya haha.

Awalnya Milea tidak mengenal Dilan, namun Dilan yang terus melakukan pendekatan pada Lia, akhirnya Lia tahu siapa Dilan, siapa Ayahnya, siapa Ibunya dan siapa Tuhannya.

Dilan adalah manusia yang berbeda dari manusia pada umumnya, haha..  Coba bayangkan dia mengirim kado Ultah pada Lia hanya sebuah TTS, okeh kalian bisa beli TTS di toko buku manapun, atau di tukang aksesoris sekalipun, tapi kalian tahu apa istimewanya? Dilan selalu bisa mengistimewakan Lia dalam segala hal, karena TTS yang ia berikan pada Lia sudah diisi semua olehnya. Kata Dilan, ia tidak mau Lia pusing harus mengisinya haha.. sungguh ide yang berbeda dari yang paling beda sekalipun, belum pernah terpikirkan.

Bagi Dilan, Cinta Sejati itu adalah kepercayaan, kenyamanan dan dukungan. Jika kau tidak setuju, aku tidak peduli (Dilan 1990)

Yang author suka dari karakter Dilan adalah bukan karena puitisnya, bukan karena rayuannya, bukan pula karena ia anak geng motor, namun Dilan adalah sosok yang pemberani, dan tidak pernah merasa sok jagoan meskipun ia anggota geng motor, Dilan berani menentang selama ia merasa tidak bersalah, selama ia merasa masih berada dalam jalan yang benar ia akan membela dirinya.


By the way, ya walaupun novel ini sudah tidak asing dan pasti kalian sudah tahu bagaimana alur ceritanya terutama film Dilan yang baru saja booming, tapi author hanya berniat mengapresiasi Karya : Pidi Baiq dengan cara mereviewnya, semoga kalian yang belum membaca novel dan hanya baru menonton filmnya, bisa ikut tergerak untuk membaca, bagaimana cerita lengkapnya.

Terimakasih bagi kalian yang sudah membaca reviewnya mudah-mudahan tergerak juga untuk ikut membaca. Komentar dan saran kalian sangat author harapkan.

Aku persembahkan Milea dulu untukmu, Dilan nanti di review yang ke-2 ya..
- Kamus Pena -

Posting Komentar untuk "Review : Dia adalah Dilanku 1990"