Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review : Broken [Lilis Suryani]


BROKEN- Patah hati teramat sangat, apa yang biasanya membuat hati itu patah hingga harus menyisakan sebuah serpihan, tidak hanya diam namun mesti tahu cara apa yang dilakukan, untuk menyusun serpihan. Semua karena perasaan yang mendalam, hari ini biar ku buktikan, bagaimana kelanjutan, sebuah perjuangan yang tak beralasan ...


BROKEN
Oleh Lilis Suryani
Rancang Sampul – Sukutangan
Editor Puput Alvia
Penerbit ARIA MEDIA MANDIRI
Cetakan, tahun 2017
ISBN : 978-602-6657-50-3
396 hlm. ; 13x19 cm

BLURB

Dua hal yang paling dekat dengan manusia yakni mati dan patah hati. Awalnya, semua baik-baik saja, berjalan normal seperti seharusnya. Hingga satu kecurigaan menuntun Belva Aura Naila Shafa pada satu fakta menyakitkan. Tentang bagaimana ia ditinggalkan dengan sederet kebohongan.
Raka Christian tak hanya pergi meninggalkan luka, tetapi meninggalkan pula rasa takut jatuh cinta dan perlahan mengubah Aura menjadi sosok lain. Hingga sosok Gibran yang nakal, jahil, manja, dan tukang cari perhatian dihadirkan Tuhan sebagai pengobat lukanya. Lantas apakah Aura bersedia menyerahkan hatinya, ketika dengan manis Gibran memintanya? Maukah takdir berbaik hati untuk keduakalinya?

REVIEW

Hari berjalan dengan semestinya, tapi apa yang baru Belva Aura Naila Shafa yang kerap dipanggil Aura, merasa ada sesuatu yang menganggunya. Pasalnya Raka, pacarnya itu sudah 1 tahun belakangan ini hanya mengirimi kabar melalui sebuah kiriman bunga mawar putih dan sepucuk surat yang bersamaan. Menimbulkan sebuah rasa penasaran, Aura selalu menerima balasan penolakan jika dirinya meminta untuk bertemu dengan pacarnya itu. Kerumahnya saja ia tak boleh.

Aura tidak bisa tinggal diam, ia harus mengambil tindakan. Hingga suatu hal yang sangat mengejutkan, membuat Aura sangat kecewa pada Raka. Selama 1 tahun belakangan ini, ia sudah dibohongi oleh Raka, yang seharusnya Aura tahu dari dulu. Aura tahu Raka sangat menyayanginya dan tak ingin membuat Aura meneteskan satu air matapun, tapi fakta yang baru saja ia tahu sekarang adalah lebih menyakitkan dan menyiksa batinnya.

“Kebohongan dalam bentuk dan dengan alasan apapun enggak bisa dibenarkan,Ma. Aku benci pembohong!” (hlm 25)

Semenjak itu Aura harus menjalani hari dengan perasaan yang berat, ia enggan melakukan sesuatu, ia hanya ingin menenangkan dirinya. Tidak terkecuali pada sahabatnya, Dania. Bersyukur Aura memiliki sahabat yang bisa mengerti dirinya, intinya saling memahami.

Disisi lain, Aura dengan tidak sengaja dipertemukan dengan Gibran Febrian Emeraldi Utama, seorang cucu pewaris tunggal yayasan sekolah mereka tinggal. Kejadian yang membuat Aura merasa dirinya tidak perlu berurusan lagi dengan Gibran. Tapi siapa yang tahu kejadian mereka bertemu, justru membuat Gibran semakin penasaran dengan sikap Aura padanya.

Gibran, kerap kali dicap sebagai anak nakal, pecicilan dan jail disekolahnya, itu semua ia lakukan karena ia mencuri perhatian seseorang. Aura yang kerap kali menghindar dari sifat Gibran yang selalu mendekatinya lebih tepatnya mengusik kehidupan Aura. Aura tidak mau patah hati untuk kedua kalinya, apalagi harus menerima Gibran, rasa nya tidak mungkin.

“Terkadang kita akan merindukan hal-hal yang justru sebelumnya dianggap mengganggu. Disaat itu selain rindu, sebenarnya kita telah jauh kehilangan.” (hlm 122)

Tapi siapa yang tahu? Bisa saja sifat Gibran itu, bisa berubah seketika, lalu Aura menyukainya. Atau ada suatu kejadian yang menimpa Gibran hingga Gibran tidak tahu apakah ia masih bisa melihat Aura atau tidak.

Tapi Author itu kagum dengan sosok Gibran, dari sisi luar memang Gibran adalah anak yang paling sering dihukum disekolahnya, bukan sekali atau dua kali tapi berkali-kali, padahal ia adalah cucu pemilik yayasan sekolah. Tapi siapa yang sangka walaupun demikian, Gibran adalah sosok penyayang dan lembut sebenarnya, ia akan turut serta menunjukkan sifat yang demikian pada orang yang ia sayangi dan berarti dalam hidupnya.

Aura maupun Gibran , mereka adalah dua insan yang beruntung memiliki sahabat yang sangat mengerti. Dania adalah sahabat Aura dan Gibran memiliki sahabat bernama Fauzi. Sifat masing masing nya itu 11 12, apalagi Gibran dan Fauzi. Dalam novel Broken ini, kita diperkenalkan dengan yang namanya kesetiaan persahabatan, tidak memandang sahabat kita buruk, baik atau lebih senang diajak bicara atau tidak. Mereka memiliki kesolidan masing-masing, pokoknya Author salut dengan persahabatan mereka, saling mengingatkan, saling mengerti dan tidak saling berpaling.

Sebenarnya antara ke- 4 tokoh itu ada keterkaitan atau tidak? Jawabannya ada, antara Aura, Dania, Gibran dan Fauzi memiliki keterkaitan dalam novel ini.

Kisah novel Broken ini adalah kisah kehidupan sosial yang sering ditemui dalam sebuah kehidupan. Kisah ini, sedikitnya memberikan sebuah gambaran kesedihan seorang tokoh, kurangnya perhatian dan patah hati semua disatukan menjadi sebuah bagian cerita. Intinya bahwa dalam kehidupan ini, patah hati adalah suatu hal yang tidak dapat kita hindari, bukan hanya karena cinta namun banyak hal bisa jadi karena pengecewaan atau lain sebagainya. Dalam novel ini, Author kira akan banyak pengisahan dalam hidup Aura, namun ternyata tidak.

Bahasa yang digunakan dan gaya kepenulisannya cukup mengalir dan membuat para pembaca mengerti, istilah inggrisnya juga masih dalam bentuk basic, namun kadang dalam novel ini terdapat beberapa istilah kesehatan yang nantinya kita jumpai.

Konflik yang dihadirkan, tidak lah rumit dan tidak terlalu menegangkan. Kisahnya cukup santai dan cocok untuk dibaca diwaktu luang. Hanya dibagian akhir kita sedikit menemukan suasana yang menegangkan. bahasa dan adegan cukup universal, jadi tidak perlu ada yang dikhawatirkan.

Cover dari novel Broken ini pula cakep dan simpel dengan kedua tangan yang berbeda dengan aksen seperti tatto dikedua tangannya. Keseluruhan dari novel ini lumayan membuat kita banyak belajar mengenal rasa sakit, dan perjuangan hidup yang ditempuh. Kita tidak bisa men-judge jika orang yang terlihat konyol, bahagia layaknya tanpa memiliki beban adalah orang yang paling bahagia dihidup ini, semua memiliki masalah masing-masing, jadi tidak ada yang tahu.

“Air mata tidak selalu mencerminkan kelemahan seseorang, terkadang air mata hanya beralih tugas sebagai pembicara ketika bibir tak sanggup meluapkan rasa sakitnya.” (hlm 216)

Semua karena sebuah kata “patah” membuatmu lemah dan tak ingin bertingkah, ayo robah polah jangan hanya mengalah tapi harus punya falsafah.

Saya pamit undur diri, jangan lupa J budayakan baca

Terimakasih, bagi kalian yang sudah membaca reviewnya mudah-mudahan tergerak juga untuk ikut membaca. Komentar dan saran kalian sangat author harapkan.




5 komentar untuk "Review : Broken [Lilis Suryani]"